nsaper.blogg.se

Bacaan qasidah burdah
Bacaan qasidah burdah





bacaan qasidah burdah

Begitu besarnya rasa hormat yang diberikan kepada Ka’ab, sampai-sampai Rasulullah melepaskan burdahnya dan memberikannya kepada Ka’ab. Melalui ‘tangan’ Abu Bakar Siddiq ra, di sana ia menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW, Ka’ab memperoleh sambutan penghormatan dari Rasulullah. Qosidah Burdah terdiri atas 160 bait (sajak), ditulis dengan gaya bahasa (uslub) yang menarik, lembut dan elegan, berisi panduan ringkas mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW, cinta kasih, pengendalian hawa nafsu, doa, pujian terhadap Al Quran, Isra’ Mi’raj, jihad dan tawasul. Menurutnya, syair semacam itu dikembangkan oleh para sufi sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan religius yang Islami. Sastrawan Mesir terkenal, Zaki Mubarok, telah menulis buku dengan uraian yang panjang lebar mengenai al-mada’ih an-nabawiyah. Sajak-sajak pujian untuk Nabi dalam kesusasteraan Arab dimasukkan ke dalam genre al-mada’ih an-nabawiyah, sedangkan dalam kesusasteraan-kesusasteraan Persia dan Urdu dikenal sebagai kesusasteraan na’tiyah (kata jamak dari na’t, yang berarti pujian). Louis Ma’luf juga menyatakan demikian di dalam Kamus Munjibnya. Sebagian ahli sejarah menyatakan, bahwa ia mulanya bekerja sebagai penyalin naskah-naskah. Karya-karya kaligrafinya juga terkenal indah. Kemahirannya di bidang sastra syair ini melebihi para penyair pada zamannya. Di sana ia menjadi seorang sastrawan dan penyair yang ulung. Untuk memperdalam ilmu agama dan kesusateraan Arab ia pindah ke Kairo. Kemudian ia belajar kepada ulama-ulama di zamannya. Di bidang ilmu fiqih, Al Bushiri menganut mazhab Syafi’i, yang merupakan mazhab fiqih mayoritas di Mesir.ĭi masa kecilnya, ia dididik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al-Quran di samping berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Nama lengkapnya, Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri.* Dia keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko dan dibesarkan di Bushir, Mesir, Dia seorang murid Sufi besar, Imam as-Syadzilidan penerusnya yang bernama Abdul Abbas al-Mursi – anggota Tarekat Syadziliyah.







Bacaan qasidah burdah